Crude oil atau dalam Bahasa Indonesia disebut minyak mentah atau minyak bumi merupakan cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi (wikipedia). Penyusun utama crude oil adalah komponen hidrokarbon. Di samping ada juga unsur nonhidrokarbon lain dalam kadar yang sedikit seperti sulfur, oksigen, nitrogen, dan juga logam dalam bentuk senyawa garam. Unsur selain hidrokarbon tersebut disebut sebagai impurities. Impurities pada crude oil akan dihilangkan dengan proses treating.
Pada bidang refining, diketahui ada empat jenis hidrokarbon, yaitu parafin, naften, olefin, dan aromat. Dari keempat jenis hidrokarbon tersebut, hanya parafin, naften, dan aromat yang terdapat pada crude oil. Senyawa hidrokarbon olefin (CnH2n) merupakan senyawa yang terbentuk pada saat pemrosesan minyak bumi (refining). Karena sifatnya yang tidak stabil, senyawa ini cenderung reaktif dan mudah berpolimerisasi dan membentuk gum. Oleh karenanya, senyawa olefin tidak terdapat pada crude oil karena pada dasarnya, apa yang terbentuk di alam (secara alamiah) dalam keadaan stabil.
Berikut ini gambaran komposisi unsur penyusun crude oil
C : 83,00 – 87,00 % wt
H : 10,00 – 14,00 % wtS : 0,05 – 6,00 % wt
O : 0,05 – 1,50 % wt
N : 0,10 – 2,00 % wt
Logam : 10^(-5) – 10^(-2) % wt
Klasifikasi Crude Oil
Crude oil diklasifikasikan guna mengetahui gambaran komponen hidrokarbon penyusunnya.
- Klasifikasi berdasarkan SG 60/60
Crude Oil SG 60/60
Ringan < 0,830
Medium Ringan 0,830 – 0,850
Medium Berat 0,850 – 0,865
Berat 0,865 – 0,905
Sangat Berat > 0,905
- Klasifikasi berdasarkan sifat penguapan
Untuk mengklasifikasi crude oil berdasarkan sifat penguapan, crude oil harus didistilasi hingga suhu 300 degC. Kemudian dihitung fraksi ringannya dengan rumus sbb.
Klasifikasi crude oil berdasarkan sifat penguapannya adalah sbb.
Crude Oil Fraksi ringan, % volume
Ringan > 50
Sedang 20 – 50
Berat < 20
- Klasifikasi berdasarkan kadar sulfur
Crude Oil Kadar sulfur, % wt
Ringan < 0,1 (sweet crude)
Sedang 0,1 – 2,0
Berat > 2,0 (sour crude)
- Klasifikasi berdasarkan fakor K UOP
Untuk mengklasifikasikan crude oil berdasarkan faktor K UOP, digunakan langkah-langkah sebagai berikut.
- Melakukan pengujian distilasi ASTM D 86
- Melakukan pengujian SG 60/60 oF
- Menghitung KUOP dengan rumus :
hasil pengujian diklasifikasikan sebagai berikut.
K UOP Jenis Crude
K = 10,1 – 10,5 aromatik
K = 10,5 – 11,5 naftenik
K = 11,5 – 12,1 campuran
K = 12,1 – 12,5 parafinik
- Klasifikasi menurut US Bureau of Mines
Melakukan distilasi TBP dengan dua fraksi
Fraksi I : fraksi kerosene 250 – 275 degC pada tekanan atmosfer, sebagai fraksi ringan
Fraksi II : fraksi minyak lumas 275 – 300 degC pada tekanan 40 mm Hg, sebagai fraksi berat
Melakukan pengukuran SG 60/60 degF dan derajat API untuk fraksi I
Melakukan pengukuran SG 60/60 degF dan derajat API untuk fraksi II
Hasilnya diklasifikasikan menurut data berikut ini.
Klasifikasi Fraksi Kunci I Fraksi Kunci II
SG 60/60 oF oAPI SG 60/60 oF oAPI
1. Parafinic – Parafinic < 0,825 >= 40 < 0,876 >= 30
2. Parafinic – Interm. < 0,825 >= 40 0,876 – 0,934 20 – 30
3. Interm.* – Parafinic 0,825 – 0,860 33 – 40 < 0,876 >= 30
4. Interm. – Interm. 0,825 – 0,860 33 – 40 0,876 –0,934 20 – 30
5. Interm. – Naphthenic 0,825 – 0,860 33 – 40 > 0,934 <= 20
6. Naphthenic – Interm. > 0,860 <= 33 0,876 – 0,934 20 – 30
7. Naphthenic – Naphthenic > 0,860
<= 33 > 0,934 <= 20
8. Parafinic – Naphthenic < 0,825
<= 40 > 0,934 <= 20
9. Naphthenic – Parafinic > 0,860
<= 33 < 0,876 >= 30
*Interm. = Intermediate
- Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi
Melakukan pengujian SG 60/60 degF minyak bumi
Melakukan distilasi ASTMD 86
Menghitung titik didih rata – rata dari distilasi ASTMD 86
Menghitung Indeks Korelasi dengan rumusan :
CI = (473,7 G – 456,8) + (48.640 / T)
dimana
G = SG 60/60 degF
T = titik didih rata – rata, degK
Hasil pengujian diklasifikasikan sebagai berikut.
Correlation Index Klasifikasi
CI = 0 HC seri normal parafin
CI = 100 HC benzena
CI = 0 – 15 HC dominan dalam fraksi: parafinik
CI = 15 – 50 HC dominan dalam fraksi: naftenik
atau campuran parafinik, naftenik
dan aromatik
CI > 50 HC dominan dalam fraksi: aromatik
- Klasifikasi berdasarkan VGC (Viscosity Gravity Constant)
Melakukan pengujian SG 60/60 degF minyak bumi
Melakukan pengujian viscosity Saybolt
Menghitung VGC dengan rumusan :
dimana : G = SG 60/60 oF
V = viscosity pada 200 oF (99 oC), SSU
Hasil pengujian diklasifikasikan sebagai berikut.
VGC Klasifikasi
0,800 – 0,840 Hidrokarbon Parafinik
0,840 – 0,876 Hidrokarbon Naftenik
0,876 – 1,000 Hidrokarbon Aromatik
Crude Oil (Part 2) - Evaluasi Crude
Crude Oil (Part 3) - Pengujian Distilasi
Crude Oil (Part 4) - Interpretasi Data
0 komentar :
Posting Komentar