Melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang pentingnya berpikir positif, kali ini saya kembali mencoba untuk sharing apa yang saya dapat setelah membaca buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu. Pada ulasan sebelumnya, saya menuliskan mengenai hukum tarik-menarik. Dengan berpegang pada hukum tersebut, kita hendaknya selalu berpikir positif (positive thinking). Tetapi, jangan salah dengan positif thinking yang anda "coba" lakukan untuk memandang atau menilai sesuatu. Kenapa?
Seperti halnya pegas. Semakin kuat kita menekannya maka lentingan yang dihasilkan ketika kita melepas pegas tersebut juga semakin kuat. Artinya, semakin besar kita menekan pegas tersebut, semakin besar pula gaya yang ditimbulkan pegas tersebut sebagai reaksi atas aksi yang kita berikan. Begitu pula dengan prasangka yang kita miliki. Jika kita berusaha berpikir positif, maka saat itulah kita harus berhenti sejenak dan berpikir kembali tentang apa yang kita pikirkan. Singkat kata, kita harus meyakinkan diri kita, apakah sikap positif thinking yang kita lakukan sudah benar atau belum. Maksudnya, jangan sampai positif thinking itu kita lakukan untuk menekan prasangka negatif yang kita miliki terhadap sesuatu hal. Karena semakin besar usaha kita ber-positive thinking untuk menekan prasangka negatif itu, maka semakin besar pula energi potensial yang dimiliki prasangka negatif di dalam hati kita. Kita musti ingat bahwa perasaan kita (quanta-quanta di dalam diri kita) akan mengeluarkan getaran seperti apa yang kita pikirkan. Semakin besar prasangka negatif yang ada di dalam hati kita, maka getaran negatif yang dilepaskan quanta ke alam juga semakin besar. Sesuai hukum tarik-menarik, alam akan memberikan feedback kepada diri kita sebesar dan seperti apa yang kita lepaskan ke alam.
0 komentar :
Posting Komentar