Total Tayangan Halaman

Rabu, 14 Desember 2011

Hikmah Kematian

Innalillahi wa'innailaihi rojiun...
Segala sesuatu berasal dari Allah dan kepada-Nya lah semua akan kembali

Kematian memang akhir dari kehidupan di dunia. Tetapi bukan akhir dari segalanya, karena kehidupan lain baru dimulai. Berikut ini hikmah kematian yang saya kutip dari artikel karya Harun Yahya.

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

Pembuatan Lube Base Oil (1)

Lube base oil dapat dihasilkan dengan proses separasi secara fisika dan dapat pula dengan proses konversi yang melibatkan peran katalisator. Proses separasi yang digunakan untuk menghasilkan produk lube base oil berupa proses ekstraksi, distilasi, dan filtrasi. 
Proses separasi tersebut menyesuaikan karakter komponen yang akan dipisahkan. Sebagai contoh untuk memisahkan senyawa hidrokarbon aromat yang memiliki indeks viskositas rendah menggunakan prinsip perbedaan kelarutan sehingga menggunakan proses ekstraksi dengan solvent berupa furfural. Begitu pula untuk memisahkan kandungan parrafinic wax yang memiliki pour point tinggi digunakan proses ekstraksi yang diikuti filtrasi karena ukuran partikel parrafinic wax lebih besar dari pada produk lube base oil.
Pembuatan lube base oil dengan proses konversi melibatkan teknologi katalisis yang lebih modern. Disamping kualitas produknya lebih tinggi, dengan proses konversi tersebut yield lube base oil juga akan lebih banyak karena terjadi proses pengubahan struktur hidrokarbon. Proses konversi yang diterapkan melibatkan berbagai reaksi antara lain reaksi hydrocracking, hydrodewaxing, dan hydrofinishing. Berikut ini adalah skema proses pembuatan lube base oil.
Sebagaimana yang terdapat pada skema pemrosesan umpan menjadi Lube Base Oil di atas, proses yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi spesifikasi dari umpan. Spesifikasi utama yang diujikan pada produk lube base oil antara lain: Viscosity Index (VI), Refractive index (RI), Pour point, dan Oxidation Stability.

Pembuatan Lube Base Oil (2)

Referensi:

Lynch, Thomas R., 2007, Process Chemistry of Lubricant Base Stocks, Boca Raton: CRC Press
Skripsi AKA IV AKAMIGAS-STEM
Catatan Kuliah

ESQ Basic Training (2) The Spirit of 6C Pertamina

ESQ Basic Training The Spirit of 6C Pertamina yang dilaksanakan hari Senin dan Selasa 12-13 Desember 2011 di Gedung Wisuda AKAMIGAS-STEM berlangsung dengan lancar. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya internalisasi tata nilai 6C Pertamina ini sudah kali kedua dilaksanakan di Kampus AKAMIGAS-STEM. Pesertanya adalah semua mahasiswa unit asal Pertamina termasuk 6 orang mahasiswa beasiswa ex SMA Taruna Nusantara yang saat ini menempuh Diploma 4 Program Studi Refinery.
Seperti halnya pada pelaksanaan ESQ Basic Training tahun lalu yang dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa 9-10 Mei 2010, pelaksanaan training ini dilaksanakan oleh tim dari ESQ 165 namun dengan trainer yang berbeda. Waktu pelaksanaan training kali ini pun lebih cepat dibandingkan tahun lalu yang dimulai pukul 07.00 dan diakhiri pukul 20.00, kali ini dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 17.00. Meskipun demikian materi pokok yang disampaikan tetap sama yakni tata nilai 6C Pertamina.
Sebagai tata nilai yang dianut Pertamina yang biasa disebut 6C (Clean, Competitive, Confident, Customer Focuse, Commercial, dan Capable) maka diharapkan semua komponen di dalam Pertamina memiliki tata nilai tersebut agar dapat mencapai visi misi perusahaan. Sebagaimana dalam teori manajemen bahwa sebuah perusahaan ibarat kereta api. Leadership memiliki peranan seperti lokomotif yakni menarik dan mengarahkan sistem di dalam perusahaan menuju visi yang telah ditetapkan. Sistem perusahaan yang terdiri atas sumber daya manusia dan juga aset perusahaan diibaratkan sebagai gerbong yang ditarik oleh lokomotif. Sementara tata nilai (values) ibarat rel kereta api yang menjadi tumpuan sistem perusahaan secara keseluruhan bergerak bersama menuju visi yang telah ditetapkan. Apabila tata nilai yang dianut perusahaan belum dapat dilaksanakan dengan baik dapat memberikan dampak yang serupa seperti kereta api yang bergerak di atas rel yang rusak. Oleh karenanya sangatlah penting mengupayakan internalisasi tata nilai perusahaan ke dalam hati setiap insan Pertamina agar visi Pertamina dapat tercapai.
Upaya internalisasi tata nilai melalui ESQ Basic Training ini sebenarnya menitikberatkan pada upaya membuka hati setiap peserta training yang mana sebenarnya setiap tata nilai tersebut merupakan nilai atau suara hati yang secara fitrahnya sudah ada dan sudah melekat dalam sukma setiap manusia. Dengan metode yang sudah disusun dan dikembangkan oleh ESQ 165, peserta mengikuti perjalanan spiritual yang akan memberikan pengalaman spiritual luar biasa dengan tujuan agar setiap peserta training mampu mendefinisikan siapa dirinya, untuk apa dirinya ada di dunia ini, dan apa yang sebenarnya kita cari atau tujuan hidup kita di dunia ini. Pada pelaksanaannya, proses internalisasi ini didukung dengan efek visual, audio, serta narasi yang sangat menyentuh.
Selama pelaksanaan training, peserta juga dibekali buku 6C yang harus diisi di setiap akhir sesi untuk evaluasi. Seperti halnya pada pelaksanaan ESQ lainnya, pada training kali ini juga dilaksanakan beberapa permainan. Permainan-permainan yang dilaksanakan merupakan salah satu metode yang digunakan di dalam ESQ training untuk menggambarkan pentingnya suatu nilai dimiliki oleh manusia serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diberdayakan secara optimal dalam rangka mencapai suatu visi yang telah ditetapkan. Pada setiap akhir permainan selalu ditutup dengan sharing antarpeserta yang dipandu oleh trainer yang berkaitan dengan learning point dari setiap permainan yang dilaksanakan. Hal ini mempermudah peserta training untuk memahami dan memaknai setiap learning point yang disampaikan dari trainer.
Selain pemahaman dan internalisasi 6C Pertamina, bagi peserta training tentunya persahabatan satu sama lainnya menjadi semakin akrab setelah pelaksanaan training ini. Semoga pelaksanaan training seperti ini dapat secara rutin dilaksanakan dan semoga apa yang diharapkan oleh Pertamina yaitu internalisasi tata nilai 6C ini dapat tercapai dengan baik sehingga visi Pertamina menjadi perusahaan energi nasional berkelas dunia dapat segera tercapai.

Rabu, 30 November 2011

Delapan Etos Kerja Pendobrak Semangat

Sering kali kita menemui orang mengeluh karena pekerjaannya. Ada yang merasa pekerjaannya membosankan, terlalu mudah, atau bahkan terlalu berat untuk dikerjakan. Sehingga terkadang membuat orang kehilangan semangat untuk bekerja.
 

Cara berpikir seperti itu justru akan memperpuruk kondisi kita. Harusnya, kita bangkit. Bukan berarti pekerjaan yang begitu-begitu saja tidak perlu dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tetapi kita harus tetap semangat untuk melaksanakan pekerjaan kita. Kita harus sadar, bahwa bangunan tak akan berdiri kokoh jika salah satu tiangnya rapuh. Kita harus memiliki motivasi yang kuat untuk tetap istiqomah dalam bekerja. Berikut ini saya kutipkan sedikit materi Manajemen Pengawasan yang berisi delapan etos kerja pendobrak semangat dalam bekerja (Jansen H. Sinamo).
1. Kerja adalah rahmat
"Aku bekerja tulus penuh syukur"
2. Kerja adalah amanah
"Aku bekerja dengan penuh tanggung jawab"
3. Kerja adalah panggilan
"Aku bekerja tuntas penuh integritas"
4. Kerja adalah aktualisasi
"Aku bekerja keras penuh semangat"
5. Kerja adalah ibadah
"Aku bekerja serius dengan tulus ikhlas"
6. Kerja adalah seni
"Aku bekerja cerdas penuh kreativitas"
7. Kerja adalah kehormatan
"Aku bekerja tekun penuh keunggulan"
8. Kerja adalah pelayanan
"Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati"

Jadi, apalagi alasan kita mengeluh? Kita harus kembali meluruskan niat, menata hati untuk menghadapi kehidupan ini dengan penuh motivasi. Kita harus mensyukuri setiap tetes anugerah yang Allah berikan kepada kita. Karena setiap rasa syukur kia juga akan menjadi motivasi untuk terus bergerak maju, memberikan progresi-progresi dalam setiap langkah yang kita lakukan.
Semoga sedikit informasi ini dapat senantiasa menjadi "pilot flame" yang menjaga api semangat kita tetap menyala.

Program Studi Refinery PTK AKAMIGAS-STEM


Salah satu program studi di PTK AKAMIGAS yang juga merupakan program studi saya adalah Refinery. Pada program studi ini, dibahas semua hal yang berkaitan dengan proses pengolahan minyak. Mulai dari penyiapan crude oil (minyak mentah) serta proses pengolahannya sendiri hingga menjadi produk yang siap pakai.
Saat ini ada 4 kelas prodi Refinery di PTK AKAMIGAS-STEM, yakni Refinery Diploma 1, 2, 3, dan juga 4. Mahasiswa prodi Refinery tersebut berasal dari unit pengolahan atau yang sekarang disebut Refinery Unit PT Pertamina (Persero). Ada juga mahasiswa yang belum bekerja (fresh graduate) alumni SMA Taruna Nusantara, seperti saya sendiri. Total mahasiswa fresh graduate dari SMA Taruna Nusantara saat ini ada 6 orang diploma 4. Kami adalah lifting kedua untuk prodi Refinery dan pada lifting pertama yang saat ini sudah ditempatkan pada Refinery Unit Pertamina di 3 lokasi totalnya 13 orang.
Mata kuliah yang ada di prodi refinery banyak sekali. Mulai dari Matematika Dasar, Fisika Dasar, Kimia Dasar, Proses Pengolahan Migas, Peralatan Pengolahan Migas, Produk Migas, Thermodinamika, Mekanika Fluida, Gambar Teknik, Storage Handling, Prime Mover, dan masih banyak mata kuliah lain yang akan menjadi bekal bagi mahasiswa prodi refinery dalam bekerja di Refinery Unit.
Sesuai dengan program berjenjang yang berlaku di PTK AKAMIGAS-STEM, kami di sini mengalami OPSPEK setiap tahun, Mengerjakan Kertas Kerja Wajib (KKW) setiap tahun, Sidang KKW  + Ujian Komprehensif, serta wisuda setiap tahun. Berbagai macam hal menarik dan unik kami rasakan selama menimba ilmu di Kampus PTK AKAMIGAS-STEM yang berada di Kecamatan Cepu ini, sebuah kecamatan di Kabupaten Blora yang berbatasan langsung denga Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Potensi minyak bumi yang ada di Cepu mendukung proses pembelajaran kami. Kami bisa langsung praktik dan melihat secara langsung bagaimana proses pengolahan minyak menjadi produk-produk seperti premium, LPG, kerosin, solar, dll. di samping pembelajaran rutin di kelas yang dimulai pukul 07.30 s.d. pukul 16.45 dari Senin sampai Jumat. Hal ini sangat penting, khususnya bagi kami, mahasiswa fresh graduate yang belum pernah bekerja di Refinery Unit. Sehingga kami bisa mengetahui apa itu pompa, kompresor, kolom, dsb.
Sedikit informasi, khususnya bagi adik-adik siswa SMA Taruna Nusantara yang berminat bergabung dengan Ikastara Cepu, kami selalu menunggu kalian. Semoga rekrutmen yang dilakukan PT Pertamina (Persero) maupun PT PGN (Persero Tbk) akan terus berlanjut.

SMA Taruna Nusantara, School for Indonesian Future Leader







Profil SMA Taruna Nusantara

Pada tanggal 14 Juli 1990, sebuah Sekolah Menengah Atas yang berlokasi di Jl. Raya Purworejo Km5, Magelang, diresmikan langsung oleh Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno, dengan nama SMA Taruna Nusantara.

Sekolah yang menggunakan tanah sumbangan Akmil seluas 18,5 hektar ini pembentukannya bermula dari ide Menhankam RI Jenderal TNI L.B. Moerdani pada tanggal 20 Mei 1985 di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta.Dari ide beliau inilah kemudian dibentuk kerjasama antara ABRI dan Taman Siswa. ABRI melalui Yayasan Kejuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, sedang dari pihak Taman Siswa melalui Yayasan Kebangkitan Nasional. Selanjutnya kedua yayasan ini membentuk suatu lembaga pendidikan yaitu Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN) yang piagam kerjasamanya ditandatangani pada tanggal 20 Mei 1989.

Peletakan batu pertama pada bulan Oktober 1989 mengambil tempat di Desa Pirikan Panca Arga, Kabupaten Magelang berdekatan dengan kompleks Lembah Tidar Akademi Militer. Kemudian pada bulan Mei 1990 diadakanlah seleksi terhadap calon Pamong (guru) SMA Taruna Nusantara di Mabes ABRI Cilangkap. Selanjutnya pada tahun ajaran 1990/1991 SMA Taruna Nusantara mulai menerima siswa baru angkatan 1 yang berasal dari seluruh tanah air dan telah lolos seleksi ketat.
Kurang dari dua tahun setelah berdiri, setelah melalui tahap akreditasi yang berlaku, pada tanggal 2 Maret 1992 SMA TN ditingkatkan statusnya menjadi DISAMAKAN.

Mulai 1996 jumlah kelas ditambah menjadi 9 dengan diterimanya siswa putri sebanyak 72 orang yang dilaksanakan secara ko-edukasi.

Pada tahun 1993 dilaksanakan wisuda pertama dengan hasil 100% lulus dengan prestasi: NEM tertinggi 62,82, NEM terendah 44,34 dan NEM rata-rata 53,94

Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun maka diadakan penataan SD, SLTP, SLTA, dimana SLTA dikelompokkan menjadi Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan demikian memasuki T.P. 1995/ 1996 nama SMA TN berubah menjadi SMU TN. Pada tahun 2004 berubah lagi menjadi SMA TN, mengikuti kebijakan pemerintah dan menggunakan Kurikulum 2004.
Penyelenggaraan pendidikan SMA TN diarahkan sesuai haluan LPTTN yang berisikan tiga wawasan (Tri Wawasan), yaitu Wawasan Kebangsaan, Wawasan Kejuangan, dan Wawasan Kebudayaan. Setiap langkah dan upaya pencapaian tujuan pendidikan harus diwarnai dan dijiwai Tri Wawasan tersebut.


Wawasan Kebangsaan

Implementasi dari wawasan ini terletak dalam pembinaan kehidupan berasrama penuh yang dikembangkan secara luas dan menjadi nafas kehidupan sehari-hari yang kesemuanya bermuara pada persatuan dan kesatuan bangsa.

Wawasan Kejuangan

Implementasi wawasan ini berupa pembinaan jiwa kejuangan yang tinggi terhadap tugas-tugas, tidak mudah putus asa, etos kerja keras dan disiplin tinggi, serta berorentasi prestasi.

Untuk itu siswa diberikan iklim kompetisi yang tinggi, tantangan-tantangan berupa tugas-tugas yang dapat menggali pengerahan potensi siswa baik bidang akademis, kepribadian maupun jasmani, yang juga akan merangsang pengembangan kreativiasnya.

Wawasan Kebudayaan

Implementasi dari wawasan ini adalah terciptanya masyarakat mini Pancasila di dalam kehidupan kampus SMA TN. Nilai-nilai dasar yang bersumber dari budaya dasar bangsa Indonesia dikembangkan sccara intensif melalui pengaturan kehidupan sehari-hari. Cara hidup yang sesuai dengan budaya dasar bangsa tersebut tercermin dalam sistem pamong yang saling asah asih asuh dan bersendikan kekeluargaan dan kebersamaan.

Penanaman etika dan tatakrama serta norma-nonna masyarakat, pola hidup sederhana dan saling membantu serta kerja sama. Etos kerja keras dan disiplin tinggi yang tetap dipadu dengan pengembangan kreativitas serta kemampuan apresiasi terhadap hasil-hasil budaya. Selain itu dikembangkan kemampuan atau daya saing terhadap arus budaya asing yang semakin deras.
See Full Site

Hati-Hati Berpositive Thinking

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang pentingnya berpikir positif, kali ini saya kembali mencoba untuk sharing apa yang saya dapat setelah membaca buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu. Pada ulasan sebelumnya, saya menuliskan mengenai hukum tarik-menarik. Dengan berpegang pada hukum tersebut, kita hendaknya selalu berpikir positif (positive thinking). Tetapi, jangan salah dengan positif thinking yang anda "coba" lakukan untuk memandang atau menilai sesuatu. Kenapa?
Seperti halnya pegas. Semakin kuat kita menekannya maka lentingan yang dihasilkan ketika kita melepas pegas tersebut juga semakin kuat. Artinya, semakin besar kita menekan pegas tersebut, semakin besar pula gaya yang ditimbulkan pegas tersebut sebagai reaksi atas aksi yang kita berikan. Begitu pula dengan prasangka yang kita miliki. Jika kita berusaha berpikir positif, maka saat itulah kita harus berhenti sejenak dan berpikir kembali tentang apa yang kita pikirkan. Singkat kata, kita harus meyakinkan diri kita, apakah sikap positif thinking yang kita lakukan sudah benar atau belum. Maksudnya, jangan sampai positif thinking itu kita lakukan untuk menekan prasangka negatif yang kita miliki terhadap sesuatu hal. Karena semakin besar usaha kita ber-positive thinking untuk menekan prasangka negatif itu, maka semakin besar pula energi potensial yang dimiliki prasangka negatif di dalam hati kita. Kita musti ingat bahwa perasaan kita (quanta-quanta di dalam diri kita) akan mengeluarkan getaran seperti apa yang kita pikirkan. Semakin besar prasangka negatif yang ada di dalam hati kita, maka getaran negatif yang dilepaskan quanta ke alam juga semakin besar. Sesuai hukum tarik-menarik, alam akan memberikan feedback kepada diri kita sebesar dan seperti apa yang kita lepaskan ke alam.

Jumat, 25 November 2011

Refinery [Gallery]

Galeri foto-foto tentang refinery

Berpikir Positif, Harus!

Hukum Tarik-Menarik (The Law of Attraction), mungkin sudah sering kita dengar bahkan sejak duduk di bangku SD. Jika kita ditanya, apa contoh aplikasi hukum tarik-menarik tersebut, untuk pertama kalinya mendengar pertanyaan tersebut, saya akan langsung teringat pada magnet. Pada dua buah magnet, akan berlaku hukum tarik-menarik jika kedua kutub yang berdekatan berbeda jenisnya, namun akan tolak-menolak jika kutubnya sama. Mungkin hampir serupa dengan contoh yang dulu pernah terpikir oleh saya, tetapi ternyata aplikasinya sangat luas dalam kehidupan kita.
Hukum tarik-menarik di sini merupakan hukum yang menyatakan bahwa, "Sesuatu akan menarik dirinya segala hal yang satu sifat dengannya"(1). Melalui hukum ini pulalah dapat dijelaskan mengapa seseorang cenderung senang berkumpul dengan orang-orang yang memiliki hobi yang sama. Akan sulit bagi saya untuk menjelaskan hal-hal fundamental mengenai hukum ini. Menurut pemahaman saya, setelah membaca buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu, kita akan mendapatkan apa yang kita pikirkan, meskipun terkadang hal itu bukanlah yang kita inginkan. Kenapa demikian?
Pada dasarnya, segala sesuatu yang ada di alam ini terdiri atas quanta-quanta yang saling bergetar satu sama lain. Quanta merupakan bagian terkecil suatu benda. Begitu juga dengan manusia, terdiri atas sistem organ, lebih kecil lagi organ, kemudian jaringan, sel, organel, molekul, atom-atom, partikel, dan bagian terkecilnya disebut quanta. Quanta tersebut mengeluarkan energi vibrasi. Energi itulah yang menimbulkan sifat, baik yang tampak maupun tak tampak. Suatu mekanisme yang terjadi pada contoh kasus hukum tarik-menarik tadi adalah bahwa quanta dari tubuh kita mengeluarkan getaran setiap saat. Getaran yang timbul saat kita merasa sedih akan berbeda ketika kita merasa senang. Sementara quanta lain yang ada di sekitar kita, di alam ini juga mengeluarkan getaran dan akan terjadi interaksi antara getaran yang sama seperti semacam resonansi. Nah, ketika quanta dari perasaan kita mengeluarkan getaran kegembiraan, maka quanta alam yang memiliki getaran yang sama (kegembiraan) akan merespon getaran yang dikirim oleh quanta kita. Dengan kata lain ketika kita mengirimkan getaran kegembiraan, getaran kegembiraan yang ada di alam akan mengirimkan suatu "feed back" kepada kita. Alhasil kita akan mendapatkan kegembiraan yang mungkin sama sekali tidak kita duga. Begitu juga bila kita mengirimkan getaran kesedihan atau kekhawatiran, maka yang akan kita dapatkan dari alam adalah rasa kesedihan dan kekhawatiran pula.
Lebih mendalam lagi, kata-kata bersifat magnetis. Ucapan adalah doa, begitulah ungkapan yang pernah saya dengar dari orang tua saya. Sesuai mekanisme getaran quanta yang menyebabkan terjadinya hukum tarik-menarik tadi, kata-kata yang kita ucapkan juga akan "menarik" kondisi sesuai dengan apa yang kita ucapkan atau pikirkan. Maka dari itu, hindarilah mengeluh. Ketika mengeluh, Anda mengeluarkan getaran negatif ke alam semesta yang kemudian menarik hal-hal negatif ke dalam hidup Anda. Jadi sama-sama kita berkata, sama-sama kita berpikir, kenapa tidak kita pikirkan hal-hal yang positif, sehingga kita mendapatkan hal yang bersifat positif pula.
Sebuah anggapan yang mungkin sudah banyak mengakar dalam benak kita. Orang kaya yang makin kaya, orang miskin yang makin miskin. Kenapa bisa terjadi demikian? Orang kaya yang pikirannya dipenuhi oleh segala kekayaannya, terlebih lagi jika orang kaya itu orang yang ahli syukur maka secara otomatis, hukum tarik-menarik akan melanggengkan kekayaannya. Sementara orang yang miskin terjebak dalam pandangan hidupnya sendiri. "Ah, orang miskin seperti kita akan selamanya miskin," mungkin kita pernah bahkan sering mendengar keluhan seperi itu. Harusnya, setelah kita paham hukum tarik-menarik, kita menghindari berkata seperti itu, bahkan sekedar memikirkannya. Jika quanta kita mengirimkan getaran itu ke alam semesta, maka yang kita dapatkan adalah seperti yang kita pikirkan.
Maka, inilah kesempatan kita, titik tolak kita untuk bangkit membenahi diri. Bangkit dengan motivasi penuh, semangat penuh, dan optimisme penuh. Keyakinan bahwa kita "Bisa" itulah yang kita butuhkan saat ini. Tak perlulah larut dalam kesedihan akibat kegagalan atau kesialan yang kita alami. Mari kita menjadi pribadi yang positif agar kita juga mendapatkan yang positif yang kita inginkan.
Semoga bermanfaat.
(1) Quantum Ikhlas, karya Erbe Sentanu hal. 49

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management